Ini dia FF shofie yang pertama, sangat panjang tapi juga bagus kan??? :o #PeDe mode on#
langsung aja di baca yaaa, check it Out..... ^___^
Part 4 :
Seminggu telah berlalu. Waktu satu minggu
bersama para member Super Junior. Aku udah mengenal mereka semua, bahkan mereka
easy going sama aku, jadi aku gak terlalu berusaha keras mendekati mereka
karena mereka semua telah membuka diri mereka untuk dekat denganku. Aku tak
bisa memikirkan jika aku tidak lagi menjadi ‘pacar bohongan’ Yeppa.
Mereka penuh dengan keceriaan. Dari Leeteuk
oppa si leader narsis, Heechul oppa si namja cantik *hehehey*, Hankyung oppa si
oppa keren, Yesung oppa yang katanya member lain orang yang aneh, Kangin oppa
yang ember, Sungmin oppa yang pinky boy, Shindong oppa si dancer yang gendut,
Eunhyuk oppa si mesin dance, Siwon oppa si cakep, Donghae oppa si cengeng, Ryeowook
oppa si cheef, Kibum oppa si Killer smile and Kyuhyun oppa si evil magnae.
Mereka benar-benar lengkap.
Hari ini hari di mana aku bertemu dengan
ammanya Yeppa. Kemarin aku bersama dengan Sungmin oppa dan Chin Hara shopping
baju yang akan aku pakai hari ini. Mereka semua pada ribet aku yang hanya
menerima dan mencobanya. Setelah hampir 4 jam mencari baju, kami menemukan baju
yang cocok. Lebih tepat aku bilang gaun. Karena nanti acaranya makan malam
bersama di sebuah restoran, jadi Sungmin oppa memilihkan aku gaun. Gaun dengan
warna putih. Gaun panjangnya setengah betis dan berlengan pendek. Kalo aku
bilang sich kayak baju pernikahan. Bajunya bagus banget.
Pagi ini aku beraktivitas seperti biasa,
hanya saja nanti sore aku izin tidak masuk kerja karena aku harus langsung
berangkat ke dorm. Aku gak dandan di rumah. Sungmin oppa memintaku untuk
berdandan di dorm mereka. Dia pengen melihat seperti apa nanti bentukku.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, aku segera
berkemas, mandi dan pergi menuju dorm SuJu dengan membawa perlengkapan make
upku. Aku ke sana dengan menaiki bus. Sesampainya aku di dorm, aku langsung
menuju lantai 12 dan masuk dorm. Itu memang kebiasaanku selama di sana, aku
selalu masuk gitu aja, karena semua member membolehkanku melakukan itu.
“Hwaaaaa,” teriakku ketika memasuki dorm.
“Kamu kenapa?” tanya Wookie oppa.
“Baru kali ini aku liat dorm segini
berantakannya.”
“Jangan salahkan kita dunk. Liat ini
Yesung-ah, dibilangin suruh pakai baju ini gak mau. Kamu aja dech yang bilang
sama dia, Rin Kina.” Ucap KangIn oppa yang putus asa memberitahu Yeppa.
“Yeppa pakai baju ini aja ya, biar serasi
sama punyaku. Kalau Oppa pakai yang itu, gak matching sama gaunku, gak
kelihatan kalau pacaran. Nanti amma oppa gak percaya dunk,” kataku padanya. Aku
melihat Yeppa berfikir dan kemudian mengangguk. Aku tersenyum. KangIn oppa
memberiku jempol. Wookie akhirnya membawa Yeppa ke kamar untuk di make up.
Sedangkan aku? Aku make up sendiri, aku gak suka di make up sama orang lain.
Aku hanya menggunakan make up sederhana saja. Aku melihat diriku di cermin. Aku
malu memperlihatkan ini pada mereka.
“Rin Kina, cepatlah keluar. Yesung-ah sudah
menunggumu,” teriak Leeteuk oppa. Aku hafal suaranya.
“Ne, tunggu sebentar,” aku berkaca sebentar
dan mengambil tasku. Aku segera keluar dari kamar. Ketika aku keluar kamar, aku
melihat seluruh member SuJu telah berkumpul tapi pada sibuk sendiri-sendiri.
EunHae, Hanchul, KangTeuk, KyuMin pada sibuk pacaran.
“Aku udah selesai,” kataku. Dan semua mata
tertuju padaku. Aku melihat mata Yeppa tertuju padaku. Melihatku dengan
seksama. Sedangkan yang lain melihatku ternganga. Aku jadi salting.
“Ayo berangkat, kita harus menjemput amma di
bandara,” ajak Yeppa. Semua langsung sadar dan hanya mengangguk. Aku pun
mengikuti Yeppa menuju mobilnya. Aku pun masuk dan kami melaju menuju bandara
SEOUL. Dalam perjalanan kami hanya diam.
“Hari ini kau beda,” ucap Yeppa tiba.
“Beda bagaimana? Jadi tambah jelek ya? Apa
aku menggunakan make up berlebihan?” tanyaku seperti kereta. Aku jadi ribet
sendiri dech.
“Enggak kok, malah sebaliknya. Kamu jadi
terlihat lebih ellegant. Aku yakin, ketika amma melihatmu, dia bisa langsung
suka padamu,” jawab Yeppa. Ucapannya menenangkanku. Aku menyalakan radio dan
mengarkan lagu. Lagu itu begitu indah, lagu gembira tapi gak menggebu. Dalam 15
menit, kami sudah sampai di bandara.
“Oppa, apakah aku juga harus turun?” tanyaku
pada Yeppa.
“Tak usah, kau di sini saja. Takutnya ada
fans, kamu malah kenapa-napa.” Aku hanya mengangguk. Yeppa keluar dari mobil.
Aku bosan menunggu lama. Aku mengeluarkan HPku dan mengirim sms ke Chin Hara.
10 menit kemudian, baru Yeppa bersama seorang wanita *yang aku pikir dia ibunya*
berjalan menuju mobil ini. Aku berpindah tempat duduk di belakang biar nanti
amma Yeppa yang duduk di depan.
Ketika amma Yeppa masuk, kami langsung
berkenalan. Namanya Shin Ara. Beliau langsung berkenalan denganku dan bercerita
semuanya tentang keluarganya. Mulai dari Yeppa kecil sampai kebiasaan Yeppa.
Itu belum selesai, ketika kami berada di restoran pun amma Shin Ara masih saja
bercerita. Yeppa hanya diam saja dan kadang kesal jika ammanya menceritakan
cerita memalukannya waktu kecil.
Ternyata benar, aku pikir, amma Shin Ara
sudah mulai menyukaiku. Dia selalu mengajakku bicara. Dia memang orang tua yang
asyik. Beliau juga meminta pendapatku ketika akan memesan makanan dan beliau
menerima saranku.
“Sudah berapa bulan kalian pacaran?” tanya
amma.
“kami baru berjalan 3 bulan,” jawab Yeppa
dengan tenang. Sepertinya dia sudah menyiapkan ini.
“Kenapa kalian gak mencoba hubungan yang
berlanjut agar kalian lebih dekat,” jawab amma. Aku hampir saja tersedak
minumanku.
“Enggak amma, kami berencana mau pacaran
dulu 1 tahun, jika itu berjalan baik kami akan melanjutkan ke jenjang
pertunangan,” jawab Yeppa. Aku melihat amma hanya mengangguk saja. Kami
mengobrol lagi hingga makanan datang. Aku melihat Yeppa memandangiku. Aku
bertanya dengan ekspresi wajah, tetapi dia hanya menggelengkan kepala.
“Anyeoooonng,” sapa seseorang pada kami. Aku
menoleh untuk melihat siapa dia. Aku tak kenal wajahnya. Aku melihat ke Yeppa
untuk bertanya siapa dia. Tetapi waktu aku melihat ke arah Yeppa, wajahnya
mengeras seperti orang menahan emosi. Siapa kah dia? Aku penasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar